Pada 23 Oktober 2025, Saya mendapat oportunitas untuk partisipasi dalam Business plan competition yang fokus kepada kesehatan lingkungan. Kompetisi ini dilaksanakan di Sekolah Santa Laurensia Alam Sutera, tepatnya di Ruang 25 lantai 4 Gedung Columbus, pada hari Kamis, 23 Oktober 2025, dari jam 08.30 hingga 13.00. Saya mengikuti kompetisi ini bersama teman saya, Nara Chrystia dan Freya Jacinda Suginawan. Kami ingin mengikuti kompetisi karena, pada awalnya kami melakukan projek bisnis di sekolah, dimana kami membuat ide bisnis. Dari situ, guru kami Ibu Yuli mengajak kami untuk mengikuti kompetisi Business plan dari acara Livi. Kami juga ikut karena ingin meningkatkan dan memperluas pengetahuan kami tentang bisnis dan mendapatkan pengalaman baru.
Sejak awal, prosesnya seru sekaligus menantang. Kompetisi ini terdiri dari tiga tahap utama, dimulai dengan membuat Business Model Canvas (BMC), kemudian berlanjut ke proposal dan akhirnya pitching langsung di depan para juri. Pada awalnya ada total 16 peserta namun yang berhasil lolos ke tahap final hanya 6.
Tujuan kompetisi ini adalah untuk menentukan kelompok dengan ide bisnis yang paling realistis, logis, dan layak dikembangkan, dan juga melatih kemampuan peserta dalam mengambangkan ide bisnis pribadi. Pada hari-H, semua tim diundi untuk menentukan urutan presentasi. Tim finalis dibagi menjadi dua sesi presentasi. Tiga tim pertama mempresentasikan ide mereka sebelum istirahat, dan tiga tim berikutnya melanjutkan setelahnya. Setelah semua tim sudah selesai presentasi, ada istirahat 2 sebelum pengumuman pemenang. Dalam sesi pengumuman, juri memberikan saran, komentar dan masukan sebelum mengumumkan pemenang.
Dewan juri pada kompetisi ini terdiri dari tiga juri. Pertama adalah Fulgentinus Willy, dia adalah konsultan risiko keuangan yang memiliki Sarjana Studi Akuntansi, saat ini dia kerja di KPMG Indonesia untuk Manajemen Risiko Keuangan. Juri kedua kami adalah Antonius Denny Adinugroho, dia adalah seorang pemasar digital dengan gelar Magister Manajemen Bisnis dan beragam pengalaman magang, saat ini dia bekerja penuh waktu sebagai eksekutif pemasaran digital di MRC Ventures. Terakhir, Ibu Irma Nawangwulan, dia adalah seorang magister Administrasi Bisnis dan profesional Marketer di bawah naungan Asia Marketing Federation.
Kami memulai ide bisnis ini dengan bertukar pikiran untuk membangun ide bisnis dan mengembangkannya. Kami membuat rencana bisnis yang dapat mengatasi masalah lingkungan secara kreatif dan berkelanjutan. Ide bisnis kami adalah, membuat aplikasi yang membuat orang ingin menjaga kebersihan. Aplikasi ini melibatkan fitur-fitur yang sangat menarik. Kami bekerja keras untuk menulis proposal, melakukan riset, dan mempersiapkan presentasi. Prosesnya panjang dan membutuhkan kerja sama tim, kesabaran dan banyak diskusi sampai malam hari.
Saat hari kompetisi tiba, kami semua merasa sangat gugup sekaligus gembira. Mempresentasikan ide-ide kami di hadapan juri dan penonton merupakan pengalaman yang menakutkan. Selama presentasi, kami berusaha sebaik mungkin untuk menjelaskan konsep kami dengan jelas, tetapi kami menghadapi beberapa kesulitan, terutama saat sesi tanya jawab (QnA) ketika juri menanyakan pertanyaan yang tidak terduga. Meskipun sedikit kesulitan, kami tetap mencoba untuk menjawab dengan sebaik mungkin dan berusaha tetap percaya diri.
Pada akhirnya , kami tidak memenangkan kompetisi, tetapi pengalaman itu tetap sangat berarti. Saya belajar bahwa kesuksesan bukan hanya tentang menang, tetapi juga tentang apa yang anda pelajari selama prosesnya. Saya menyadari bahwa tidak apa-apa untuk membuat kesalahan atau gagal, karena pengalaman tersebut membantu kita memahami kelemahan kita dan memperbaiki diri untuk masa depan. Kompetisi ini mengajarkan saya pentingnya kerja bersama tim, komunikasi, ketahanan dan mematikan saling support satu sama lain. Hal yang paling terpenting, saya mendapatkan kepercayaan diri dan apresiasi yang lebih dalam untuk belajar melalui pengalaman.